Breaking News

Muazzim Akbar Minta Pengawasan Distribusi Makanan Bergizi Geratis Lebih Ketat

Anggota Komisi IX DPR RI H. Muazzim Akbar meminta pengawasan distribusi makanan bergizi lebih ketat

Garis Merah- Anggota Komisi IX DPR RI H. Muazzim Akbar meminta Badan Gizi Nasional dan Balai POM untuk melakukan pengawasan lebih ketat baik di SPPG ataupun saat pendistribusian makanan bergizi geratis bagi siswa sekolah. 

Permintaan ini menyusul adanya belasan siswa yang keracunan usai menyantap MBG di Sumbawa. 

Kepada media ini politisi Partai Amanat Nasional (PAN) di Mataram, Senin 22 September 2025 mengatakan, keracunan siswa seolah di Sumbawa usai menyantap MBG terindikasi telatnya pemberian atau distribusi makanan tersebut ke siswa. 

Keterlambatan pemberian makanan ini menyebabkan kualitas makanan menjadi tidak sehat dan berpotensi menimbulkan keracunan. 

"Saya rasa persoalannya bukan di dapur (SPPG), satu dapur itu memproduksi ribuan MBG, jadi kalau memang persoalan higienis di dapur ataupun bahannya yang tidak sehat maka yang keracunan harusnya semua yang menyantap, jadi kasus di Sumbawa itu saya kira karena keterlambatan distribusi ke siswa, bisa jadi dari pihak SPPG telah menyalurkan tetapi dari sekolah menahan sampai menunggu selesainya jam belajar," katanya. 

"Idealnya makanan yang telah dibuat akan bertahan selama 2 hingga 2,5 jam apabila telat di berikan maka berpotensi makanan ini bisa keracunan, dan mungkin tidak boleh disantap," tambahnya. 

Anggota DPR RI Dapil NTB 2 ini juga menyatakan pengawasan terhadap makanan harus lebih di perketat lagi. Badan Gizi Nasional telah membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan Balai POM untuk melakukan pengawasan dari dapur (SPPG) hingga pendistribusian makanan ke siswa ataupun ke ibu hamil. 

"Saat ini BGN telah membuat MoU dengan Balai POM jadi kita meminta pengawasan harus lebih ketat, memang sumber daya yang dimiliki terbatas tetapi bagaimanapun harus benar benar di siasati agar pengawasan baik dari pembuatan hingga pendistribusian mbg harus lebih ketat," jelasnya. 

Sebelumnya diberitakan belasan siswa di salah satu sekolah di Sumbawa mengalami keracunan makanan usai menyantap makan bergizi geratis. 

Balai POM sendiri telah melakukan uli laboratorium terhadap sampel makanan yang disantap siswa. Untuk di NTB sendiri sampai saat ini jumlah Satuan Program Pemenuhan Gizi (SPPG) sebanyak 600 unit yang memproduksi makan bergizi geratis.(GM1) 

0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close