![]() |
Warung mbk Ana sala satu UMKM yang berjualan saat MotoGP 2025 |
Garis Merah- Perhelatan balap motor kelas wahid di dunia MotoGP Mandalika 2025 terbilang sukses.
Jumlah penonton pada event tahun ini tercatat mencapai 121 ribu orang penonton.
Membludaknya jumlahnya penonton ini juga memberikan dampak pada sektor lainnya seperti tingkat hunian kamar yang rata rata mencapai 95 persen dan jumlah penerbangan yang meningkat serta pedagang kecil dan menengah juga meraup keuntungan.
Tetapi sejumlah pihak menyebut adanya pungutan bagi UMKM yang berjualan di arena MotoGP.
Kepala Dinas Koperasi da UMKM Ahmad Masyhuri membantah dengan tegas adanya penarikan biaya atau pungutan bagi UMKM yang berjualan di area MotoGP.
![]() |
Kadis Koperasi NTB Ahmad Masyhuri |
Dia menyebut sebanyak 60 UMKM yang merupakan binaan dari Pemerintah Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Tengah berjualan di area Lombok Sumbawa Festival (LSF) tanpa dipungut biaya sepeserpun.
"Saya tegaskan tidak ada pungutan biaya bagi UMKM yang berjualan di area LSF pada MotoGP kemarin, jadi ada 60 UMKM yang berjualan disana dan semua geratis, semua pembiayaan dibebankan ke pihak sponsor," kata Masyuhuri melalui saluran tlf, Senin 13 Oktober 2025.
Masyhuri mengatakan memang ada booth yang disediakan oleh ITDC dan MGPA tetapi sifatnya komersial.
"Mungkin yang disebut berbayar itu yang adalah tenant atau booth yang memang berbayar tentu kelasnya berbeda dan biayanya mahal karena itu premium," tandasnya.
Sementara salah seorang pelaku UMKM yang berjualan di area LSF Ana Arjuna juga membantah apabila dirinya bersama pedagang lainnya ditarik biaya untuk berjualan di area LSF.
Dia menegaskan selama berjualan di event MotoGP 2025 tida dipungut biaya. Bahkan beberapa pihak memberikan bantuan dari apron hingga gas elpiji.
Namun Ana mengakui ada biaya yang dikenakan seperti penambahan jumlah barang elektronik yang membutuhkan listrik tambahan.
"Tidak ada dipungut biasa sepersen pun, kami diberikan geratis, saya jualan kuliner dan memang ada dikenakan biaya kalau memang naruh freezer ataupun kulkas tambahan, tetapi saya tidak bawa freezer atau kulkas jadi geratis semuanya," kata Ana.
Selama tiga hari penyelenggaraan MotoGP Ana meraih keuntungan yang cukup signifikan.
Adapun pendapatannya selama berjualan mencapai Rp 22 juta. Atas capaiannya bahkan Ana mendapatkan hadiah berupa handphone dari salah satu bank plat merah.
"Transaksi bank memang Rp 3 juta tetapi transaksi keseluruhan yang tunai selama tiga hari itu mencapai Rp 23 juta, alhamdulilah pak saya senang sekali say bahkan diberikan hadiah handphone," ucapnya.
Dia berharap event MotoGP tahun depan dirinya juga bisa ikut berjualan lagi. Selain itu pemerintah juga melibatkan UMKM dalam setiap event yang digelar.
"Tentu harapan kita semua event lah kita dilibatkan, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang melibatkan kami," pungkasnya.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Ahmad Nur aulia memberikan apresiasi kepada UMKM yang berjualan diarea LSF.
![]() |
Kepala Dinas Pariwisata NTB Ahmad Nuraulia |
Aulia menegaskan selama pelaksanaan MotoGP dan Lombok Sumbawa Festival pihaknya bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM menyediakan lokasi untuk berjualan.
Lokasi yang ditempati oleh dipastikan tanpa dipungut biaya. UMKM kata Aulia sangat dibutuhkan selain menggerakan ekonomi masyarakat juga memeriahkan LSF.
"Salah satu side event dari LSF adalah kehadiran UMKM, kita berkoordinasi dengan Dinas Koperasi NTB, kita sediakan tempat bagi teman teman UMKM dan semua geratis, kalau ada yang bilang dipungut biaya itu keliru mungkin yang dipungut itu tenant yang disediakan oleh ITDC dan MGPA, yang pasti kita sediakan geratis bagi teman teman UMKM," tandas Aulia.(GM1)
0 Komentar