![]() |
Ade Lativa Fitri (Adel) menjadi salah satu dari 16 peserta PPAN yang wakili Indonesia ke Jepang |
Garis Merah- Ade Lativa Fitri dara manis asal Pagutan Karang Buaya Mataram ini bakal mewakili NTB dalam program Pertukaran Pemuda dan Pelajar Antar Negara (PPAN) untuk negara Sakura Jepang.
Adel panggilan akrab lulusan Universitas Mataram ini berhasil menyisihkan puluhan kandidat lainnya dalam tes dan wawancara yang dilakukan secara online.
Bagi Adel mengikuti seleksi serupa bukan yang pertama kalinya. Pada saat masih berstatus Siswa Menengah Atas (SMA) Adel mengaku pernah mengikuti seleksi pertukaran pelajar antar negara namun dia mengundurkan diri dengan alasan teknis.
Terpilih Mewakili NTB
Pada seleksi tahun ini dewi Fortuna tampaknya masih menaungi Adel. Dia lulus dengan nilai terbaik dan terpilih mewakili NTB dalam program pertukaran Pemuda dan pelajar antar negara.
Adel juga menjadi satu dari 15 peserta pertukaran pemuda dan pelajar ke Jepang mewakili Indonesia.
Kepada awak media yang mewawancarainya pada hari Jum'at 11 Juli 2025 Adel memaparkan keinginanya untuk ikut seleksi program ini untuk mengembangkan pengetahuan memperkenal budaya NTB dan menyerap ilmu yang di dapat di negara tujuan untuk kemudian di aplikasikan di daerah membantu pemerintah.
"ni kesempatan yang luar biasa ini bukan tentang hanya keluar negeri tetapi ini soal jejaring salah satu cara updating karir dan menata masa depan. Saya berterima kasih kepada Dispora NTB dan semua pihak yang membantu dan mendukung saya," ujarnya.
Usung Program Climate Change dan Kesetaraan Gender
Pada program APPN tahun 2025 Adel mengusung program Climate Change yang dikolaborasikan dengan kesetaraan gender.
Ia menyebutkan bahwa isu Kesetaraan Gender tak bisa berdiri sendiri, Isu tersebut selalu berkaitan dengan isu lainnya. Di dalam program SSEAYP (program PPAN yang diikutinya), ia memilih isu Climate Change Action and Sustainable Energy dari delapan isu yang ada. Ia percaya bahwa isu perubahan iklim dan energi berkelanjutan memiliki keterikatan yang erat dengan kesetaraan gender.
"Secara umum, perubahan iklim menyebabkan kemiskinan. Dan kemiskinan adalah penyebab utama terjadinya perkawinan anak yang lebih banyak merugikan anak perempuan," ungkapnya.
Adel mengatakan bahwa dirinya ingin memanfaatkan program tersebut sebagai wadahnya belajar lebih lanjut tentang perspektif global terhadap perubahan iklim dan energi berkelanjutan. Ia juga ingin mendorong anak muda dari berbagai negara yang terlibat untuk mulai memasukkan perspektif gender di dalam proses diskusi dan perencanaan aksi dari isu tersebut.
Dalam kesempatan itu, ia berbagi tentang pengalamannya melalui proses seleksi PPAN 2025. Ia mengaku program ini memiliki proses seleksi yang komprehensif dalam menilai para peserta, serta menguji dan melatih kemampuan berpikir, berkolaborasi, dan kepemimpinannya.
Bawa Nama Baik Daerah dan Negara
Menjadi salah satu peserta yang terpilih pada program internasional Adel tentundi tuntut untuk memberikan yang terbaik. Namun kehadiran Adel pada program internasional tidak hanya membawa nama pribadi lebih dari itu Adel dituntut dapat menjadi duta dan membawa harum nama daerah dan negara.
Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Asnie Amien meminta Adel untuk menjaga diri membawa nama baik bangsa dan daerah pada khususnya.
Asnie juga mengingatkan Adel untuk selalu menaati seluruh aturan di negara tujuan. Sebagai duta Adel menjadi cerminan negara dan daerah pada umumnya.
"Tentu sangat membanggakan bisa menjadi salah satu peserta pada program internasional tetapi saya mengingatkan agar Adel membawa diri dengan baik menjaga mawrwah harkat dan martabat bangsa dan daerah ini, memperkenalkan budaya dan adat daerah karena Adel adalah cerminan dari bangsa ini," kata Asnie mengingatkan.
Karena program PPAN ini adalah program dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) segala bentuk pembiayaan selama berada di Jepang di tanggung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.(GM1)
0 Komentar