Oleh : Dian Sandi Utama (Komunitas Pemuda Peduli Pemilu & Demokrasi)
Beberapa waktu yang lalu, Ketua Umum Muhammadiah (2005-2015) Prof. Din Syamsuddin menyatakan dukungannya secara terbuka kepada Musyafirin untuk maju pada Pilkada NTB mendatang.
Ketua Umum NWDI, TGB juga melakukan melakukan hal yang sama; menyampaikan dukungan untuk Zul-Rohmi jilid-2. Meskipun terjadi dinamika setelahnya terutama dengan adanya deklarasi Rohmi-Firin, namun sampai hari ini TGB belum menyampaikan dukungan kepada siapapun lagi selain Zul-Rohmi.
Sementara RTGB sebagai puncak pimpinan NW belum menyampaikan dukungan kepada siapapun, namun masyarakat bisa menebak dukungan nantinya akan jatuh kepada calon yang diusung Gerindra, mengingat NWDI memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Partai tersebut.
Masyarakat memang memiliki kecenderungan menunggu, siapa yang akan didukung oleh “Tuan Guru” karena masyarakat kita ini masih menganut faham patronisme, meskipun dalam konteks demokrasi, masih sangat kental budaya “Sami’na wa atho’na”-nya. itulah sebab ketika Organisasi besar memiliki hubungan yang kuat dengan sebuah Partai Politik, menjadi mitra koalisi yang sangat strategis.
Bagaimana dengan NU?
Sampai hari ini, NU NTB secara kelembagaan belum menyampaikan dukungan kepada sosok-figur tertentu dalam konteks Pilkada, baik untuk Calon Bupati maupun Calon Gubernur. Bahkan mungkin tidak akan, sama seperti yang dilakukan PBNU waktu PIlpres. Apalagi ketua NU NTB hari ini adalah seorang Rektor Universitas Negeri.
Namun kalau melihat dari sisi yang lain, ditengah corak masyarakat kita yang masih bersifat paternalistik, sepertinya calon dari PKB yang akan mampu meraih dukungan Nahdliyin (akar rumput) secara besar-besaran.
Ada relasi kuat yang terbangun dibawah meskipun tidak secara kelambagaan atau bisa saja nanti Datok Bagu sebagai sesepuh NU menyampaikan dukungan secara terbuka seperti yang disampaikan Prof Din Syamsuddin dan TGB, jamaah Nahdliyin pasti akan mengamini, magnet beliau masih sangat kuat.(*)
0 Komentar