Breaking News

Hingga November 2025 Penumpang di BIZAM Capai 2,4 juta Orang Naik Dibanding Tahun 2024

Jumlah penumpang di bandara lombok mengalami lonjakan

Garis Merah- PT Angkasa Pura I Bandara Lombok mencatat jumlah pergerakan penumpang dan pesawat di tahun 2025 mengalami pertumbuhan. 

 Jumlah penumpang di Bandara Internasional Zainudin Abdul Madjid mengalami peningkatan dibanding tahun 2024.

Aidil Philip Julian, General Manager Angkasa Pura Indonesia Cabang Lombok, melaporkan capaian pertumbuhan penumpang yang signifikan.

Hingga November 2025, BIZAM telah melayani 2.478.000 penumpang, melampaui total penumpang tahun 2024 sebesar 2.380.000 penumpang. Bandara menangani rata-rata 76 pergerakan pesawat per hari.

Meskipun demikian, kapasitas bandara masih jauh dari maksimal. “Bandara Lombok mampu melayani 7,4 juta penumpang per tahun, sementara realisasi baru 2,4 juta. Ini menunjukkan ruang pertumbuhan yang sangat besar”, jelas Aidil.

Aidil juga memaparkan bahwa pasar Eropa menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar untuk penumpang internasional seperti United Kingdom tumbuh 21%, Jerman dan Belanda mencatat pertumbuhan stabil “Pasar Eropa adalah masa depan Lombok yang stabil, valid dan terus tumbuh”, katanya.

Meski pasar China mengalami perlambatan, ia optimistis pemulihan akan terjadi dengan meningkatnya konektivitas via Bali serta bertambahnya penumpang transit dari berbagai kota China.

Frekuensi penerbangan VCR (kode maskapai) ke Bali yang kini mencapai lima kali sehari turut memperkuat hubungan penerbangan internasional kawasan Bali-Nusra.

Aidil menekankan pentingnya membedakan strategi konektivitas antara kota besar dan destinasi wisata.

“Bali sukses karena branding destinasi yang kuat. Lombok sedang menuju ke arah yang sama, dengan karakter alam dan budaya yang unik”, ujarnya.

Ketika berbincang dengan wisatawan Malaysia, Aidil menemukan alasan sederhana mengapa Lombok diminati. “Lombok punya gunung-gunung megah, terutama Rinjani. Di Malaysia tidak ada, di banyak negara Eropa pun tidak ada. Ini kekuatan kita”, ucap Aidil.

Ia menegaskan bahwa keunikan destinasi harus menjadi dasar strategi konektivitas, bukan sekadar frekuensi penerbangan. Menurut Aidil, ketika konektivitas terbangun, maka sektor-sektor pendukung seperti hotel, laundry, rental kendaraan, kuliner dan UMKM akan ikut terdorong.

“Lombok memiliki potensi besar sebagai hub kawasan Bali-Nusra. Dengan meningkatnya pergerakan orang, barang dan pesawat, posisi Lombok sebagai simpul konektivitas semakin kuat”, tutupnya. (GM1) 

0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close